Selasa, 13 Desember 2011

sebuah permainan...

tau kah kamu, jika ini semua hanya sebuah permainan?
permainan yang dapat membuatmu tertawa ataupun menangis...

kondisi sekarang ini adalah permainan. permainan antara manusia, waktu, dan rasa.
aku adalah mainan. dan kamu salah seorang pemain dalam permainan ini.

waktu itu, kamu berjalan-jalan berkeliling kota hidupmu. dalam perjalananmu, kamu melewati etalase-etalase toko kehidupan. ada toko baju sandiwara, ada toko sepatu harapan, ada juga toko mainan kesenangan. kamu berhenti sejenak memandang etalase toko itu. terlihat seperti ada yang menarik di dalam sana. kamu melangkah masuk. memilih-milih beberapa mainan. dan akhirnya memutuskan untuk mengambil sebuah mainan. itulah aku. aku yang berhasil menarik perhatianmu. entah karena apa.
ternyata tak cukup susah untuk membawa pulang mainan dari toko mainan tersebut. cukup dengan sebuah janji untuk merawat mainan yang telah diambil.

seperti layaknya seorang anak kecil mendapatkan mainannya, kamu demikian juga. mainan yang baru itu kamu sayang-sayang, kamu pandangi, kamu bawa ke mana-mana, seolah-olah tak ingin terpisah dengan mainanmu. mainanmu pun mulai menyayangimu. mulai tertawa bersamamu. mulai memberikan kesukaan bagimu.
sang rasa mulai memainkan perannya. si mainan terus memupuk rasa itu hingga berakar dalam memorinya. si mainan telah menanamkan rasa terlalu dalam, memupuknya, dan memelihara rasa itu.

tak terasa, waktu pun berjalan mengikutimu yang berjalan bersama peran sang rasa. perlahan, kamu mulai jenuh bermain dengan mainanmu. dan waktu terus membujuk kamu melakukan aktivitas lain agar kamu mulai meninggalkan sang rasa. dan benar saja. kamu terlarut dalam arus waktu. mulai meninggalkan mainan dengan rasa yang terus tumbuh. kamu mulai meninggalkan janjimu.

kini, sang waktu dan sang rasa telah bersepakat untuk memisahkan kamu dari mainanmu. yang tertinggal kini adalah sebuah mainan dengan penuh luka. lusuh dan kotor. dia menantimu pulang. tapi dia hanya bisa berharap ada keajaiban. atau....kalau pun kamu tak akan kembali, si mainan berharap masih ada yang akan memungut dan membersihkannya, merawatnya dan mengasihinya.

ya, ini semua hanya permainan. dan sebaiknya tak melibatkan rasa dalam permainan ini.

Kamis, 08 Desember 2011

menunggu...tunggulah...

sore ini, pertama kalinya aku memutar banyak lagu lewat komputer kantorku. sebelum-sebelumnya tak akan selama dan sebanyak ini.
bukan...bukan karena aku tak suka musik.
aku suka musik. tapi aku terlalu malas memindahkan lagu-lagu ke komputerku ini.

dan sore ini, komputerku ini memutar lagu-lagu dari christina perri. berulang-ulang.
hahh...lagu-lagu patah hati. lagu-lagu ditinggalkan. lagu-lagu kesendirian.
entah kenapa aku suka mendengarnya. entah mengapa aku suka lirik lagu-lagu ini.
sangat mengena.
yah...mungkin karena saat ini aku sedang dalam masa-masa tak enak hati. umm....mungkin lebih tepat dibilang sakit hati.
jika aku mau melihat lagi, ternyata di sini tertinggal banyak luka. luka yang mungkin kubuat sendiri.
ya, aku tak menyalahkanmu. mungkin aku lah yang mebuat lukaku ini. ya, aku sendiri yang membuatnya.
aku terlalu sering terkenang akanmu. memoriku terlalu pandai untuk menyimpan segala yang kulalui bersamamu.
bayangkan saja, ketika aku mebuka laci mejaku dan aku menemukan sebotol multivitamin, aku teringat akanmu.
ketika aku melihat nama jalan di kota ini, aku teringat akanmu. kamu berjanji akan mengantarkanku melihat jalan itu...waktu itu, tidak untuk sekarang.
haah...begitu banyak kenangan yang tersimpan di otakku ini. kenangan yang sangat manis. dan ketika aku mengingatnya kembali, aku merasakan sebuah rasa sakit. itulah rasa sakit yang aku buat sendiri. luka yang aku buat sendiri.

hmmm...aku pun tak tau sampai kapan kamu akan ada di memoriku ini. akan ada di hatiku ini.
yang aku tau sampai sekarang ternyata aku masih mempunyai rasa yang sama dengan waktu itu. itu saja yang kutau.
aku berusaha untuk menghilangkanmu dari kenanganku. menghapuskan namamu dari hatiku.
tapi itu susah. sangat susah.
tapi aku percaya, seperti yang sudah-sudah, aku pasti bisa melewatinya. mungkin kali ini butuh waktu yang lebih lama dan energi yang lebih besar untuk melewatinya. tapi aku yakin aku sanggup. karena aku bukan cewek yang gampang menyerah. Tuhan yang membuatku seperti itu.

saat ini aku akan menunggu sampai waktu itu tiba. waktu di mana badai akan berhenti. waktu di mana pelangi akan muncul. dan taman bunga akan bersemi kembali.
tunggulah.

Selasa, 06 Desember 2011

pekat

hatiku berjalan menuju ke antah berantah...


...
hitam...keras...dan pahit...
rasanya terlalu pekat...
entah karena marah, entah karena kecewa...yang pasti rasa ini pedih dan pekat...

terus berjalan dan mencoba tegar...
meninggalkan setiap kenangan indah...setiap rasa manis yang pernah tercecap...

...
jauh...aku sudah jauh berjalan meninggalkan rasa manis itu. mungkin aku sudah lupa bagaimana rasa manis itu. mungkin aku sudah mati rasa.
apa itu manis, apa itu pahit?
ah, rasanya sama saja...
bibirku tersenyum, mulutku tertawa...tapi itu palsu...
senyum dan tawaku adalah tamengku. tameng untuk melindungi hatiku yang rapuh. untuk menyembunyikan hatiku yang hampir mati.
...

aku semakin jauh berjalan dalam kegelapan ini. kepekatan yang tak tau di mana ujungnya.
sekelilingku terasa hambar, tak berbumbu. hanya bertabur rasa pahit.
semakin hari, hati ini kurasakan semakin keras. keras dan gersang. keras dan menjadi cadas.

hati ini sedang tak bisa ditanami.
hati ini sedang tak mau memberi kesempatan untuk tumbuh.
hati ini hanya bisa mematikan.

...